Kebutuhan lokal akan melati juga sangat tinggi, terkadang masih jarang terpenuhi. Wilayah DKI Jakarta
misalnya, memerlukan sekitar 1,5-2 ton setiap bulannya. Sementara para pedagang kecil/pengecer dapat menjual bunga melati rata-rata 5-10 kg per hari. Permintaan melati mengalami fluktuasi. Pada bulan Ramadhan dan Muharam
peminatnya sangat sedikit tetapi pada bulan Syawal, Maulud, Desember serta Agustus permintaannya sangat besar. Nilai tambahnya pun semakin meningkat setelah mengalami proses perangkaian.
di Bunga melati tidak dapat dipanen secara terus- menerus setiap hari, tetapi 1-2 bulan saja selama musim berbunga. Oleh karena itu, volume produksinya sangat kecil. Lahan seluas 1 hektar hanya menghasilkan bunga rata-rata 20 kg per hektar dalam sehari hari. Jadi, bila dijumlahkan selama musim berbunga baru mencapai 500- 600 kg per hektar per tahun. Angka ini jauh lebih kecil dibandingkan negara Prancis dan Italia, yang dapat mencapai 2.000-4.000 kg per hektar dalam setahun tahun.
Adapun bila dilihat harganya berkisar antara Rp. 2.000,00- Rp. 5.000,00 per kg. Hal ini dipengaruhi oleh fluktuasikebutuhan melati.
Dengan semakin meningkatnya kebutuhan, prospek wirausaha bagi para petani melati semakin terbuka. Di sisi lain, kualitas dan kuantitas harus lebih ditingkatkan melalui kerja sama dengan berbagai pihak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar